Sejak masih kuliah, karena saya mempelajari ilmu gizi sering saya memperhatikan kebiasaan-keiasaan orang ketika makan di kantin atau di warteg. Ada yang menggelitik saya terutama ketika melihat seseorang yang makan dengan menu nasi, mie goreng, perkedel kentang, kerupuk dan tempe tepung. Sebagai orang mempelajari gizi saya kadang berpikir "kasian ya orang makan tapi isinya karbohidrat semua" dan "bagaimana caranya agar membuat orang mudah mengatur makanannya agar mereka bisa makan sehat dengan makanan yang bergizi, beragam dan berimbang". Sejak saat itu saya mulaimencari referensi terkait produk apa yang mungkin dan terpikirlah piring yang mengatur porsi makan ini.
Proses pembuatan piring gizi termasuk lama karena pencarian percetakan piring dan biaya produksi. Awalnya piring akan dibuat dengan bahan melamin karena relatif lebih aman namun melamin ternyata hanya dapat dicetak dengan kuantiti yang sangat banyak yaitu 1000 lusin atau 12.000 pcs. Kami masih belum memiliki pabrik jadi kami masih membuat melalui orang lain dengan sistem maklon. Sangat banyak bagi yang memiliki modal terbatas bagi pemula seperti saya. Lalu kami mencari alternatif lain yang mampu berproduksi dalam skala kecil maka dipilihlah bahan keramik. produksi dalam skala kecil berarti harga produksi perproduk menjadi tinggi tapi kami tetap yakin piring gizi memiliki nilai inovasi dan value yang tinggi sehingga akan menjadi daya tarik orang untuk membelinya.
Sampai saat ini piring gizi adalah piring berkonsep gizi seimbang pertama dijual secara komersial di Indonesia. Kami sudah berjalan selama satu bulan produksi dan mulai mendapatkan pesanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar